Archive for Juni 2014
BENTUK-BENTUK ARSITEKTURAL SELAKU SIMBOL
KOSMOLOGIS
Keindahan bagi setiap orang itu berbeda dan
relatif. Sebab setiap bangsa atau suku mempunyai cita-cita keindahan yang tidak
selalu sama. Sebenarnya ada perkara yang di zaman sekarang menjadi persoalan
tapi di zaman dahulu tidak berarti apa-apa. Oleh sebab itu banyak karya seni
terutama arsitektur zaman dahulu tidak layak kita nilai dan ukur menggunakan
norma estetika, apalagi norma estetika dizaman sekarang. Pada tahap primer
orang berdikir dan bercita rasa dalam alam penghayatan kosmis dan mistis, atau
agama. Tidak estetis. Maksudnya penilaian sifat yang dianggap indah dari segi
kenikmatan.
Rumah sumba lebih dari sekedar rumah melainkan juga tempat
ibadat, tempat penghubung dunia fana dengan dunia gaib dan kosmis. Asas
rohanilah yang menghendaki atap seperti itu demi keselamatan diri terutama
keluarga.
Terkadang hal yang mitologis di masalalu berubah menjadi bisnis yang bersifat komersil dan hanya untuk estetis atau kenikmatan belaka. Contoh nya adalah patung durga dan patung yang ada di gedung opera Prancis ini sebelah kiri patung durga yang merupakan tanda sarana mitis penghadiran suatu tarian kosmologis gaib yang menentukan hidup mati alam dan manusia sedangkan yang kanan hanya untuk estetis saja.
Kita juga harus awas dalam membedakan mana bangunan islami dan
bangunan kristiani, karena ada bentuk yang sama yaitu atap. Seperti gambar
masjid yang ada di yogyakarta dengan gereja di jerman ini
Berikut ini adalah beberapa masjid dengan
gaya yang berbeda
Masjid mali terdapat di
afrika selatan dengan arsitektur yang unik
Masjid Xian yang ada di cina masih kental dengan kebudayaan
lokal
Masjid Salim II terdapat di turki dengan
empat menara yang menjulang tinggi ke langit
Masjid-masjid yang ada di indonesia juga
banyak yang terpengaruh oleh kebudayaan lokal. Sehingga bentuk nya masih
tercampur dengan sisa-sisa kebudayaan hindu. Karena manusia di indonesia
bersifat eklektik (suka campuran).
Salah satu cara penghayatan arsitektur yang
tidak menonjol di indonesia tapi didalami oleh negara timur tengah adalah
hiasan yang berupa kaligrafi. Dengan bertaburnya kaligrafi di dinding, tiang
dan lengkungan bangunan akan membuat unsur seolah-olah melebur diri dan
kehilangan “ego” meraka sendiri kedalam kesatuan tunggal kosmik.
Dalam arsitektural kristen,
bangunan-banguna bangsa kristen berwajah banyak. Karena bangsa manapun maupun
kurun zaman tidak munghayati iman dan agamanya secara tuntas, selalu hanya
beberapa aspek saja yang intens dihayati atau disukai, yang aspek lain tidak
diingkari tetapi tidak begitu dirasakan.
Pada abad awal
menyebarkannya agama kristen orang-orang kristen beribadah dirumah atau tempat
apa saja yang dapat dipakai untuk pertemuan citra dominan kemudian mengarah ke
ide darussalam baru selaku lambang kerajaan tuhan yang lain yang sama sekali
dari kerajaan fana duniawi dengan simbol darussalam dari perjanjian sama kamu
hiburan, citra ini sangat terlihat dalam gereja katedral di worms jerman
Karena di pengaruhi arab, sisilia
yang serba ramping. dan semampai ringan , kesan yang mencitrakan suatu ideal
yang lepas bebas dari materi
kaum
benua utara yang kini disebut eropa barat itu bereksperimen dengan
bangunan-bangunan yang ramping transparan. Padahal bahan yang dipakai mereka
hanyalah batu alam yang hanya memungkinkan penjawaban terhadap daya tekan.
Tidak pada daya tarik seperti kayu
Citra
yang memancar dari bangunan-bangunan gereja abad-abad pertengahan di benua
memang tidak kaya cahaya matahari itu adalah Darussalam Baru, bagaikan bait
kaca murni, transparan, bukan dari dunia fana ini seolah-olah. Tetapi bebas
materi. Dengan teknik sederhana kala itu tentu saja. Maka gereja dibentuk mirip
jalan raya perkotaan, dengan langit-langit yang melengkung lengkung bagaikan
angkasa, dengan denah berbentuk salib, namun citra yang mementukan dalam
gereja-gereja abad pertangahan yang disebut bergaya gotik itu ialah unsur
cahaya. Disini bahan kaca sangatlah konstitutif menentukan seluruh struktur,
namun juga exspresif mengungkapkan cita rasa lambing ‘cahaya yang dating
didalam kegelapan’
Gereja-gereja gotik tidak
menggunakan jendela yang ada hanyalah tembusan cahaya yang terkerangka oleh
sebentuk renda dari batu. Seluruh system yang dituntut demi stabilitas justru
menambah kesan kerampingan vertical itu menjadi semacam struktur rendra atau
batang-batang hutan, yang terkena tembusan sinar matahari pada pagi dan senja
hari
arsitek
besar abad ke-20, Le-Corbusier mengubah arsitektur Alma Mater Maria tidak dalam
citra keratuan, tetapi dalam citra Rahim, garba, guwa,guwa pembenihan pertama
semesta kehidupan.
Ciptaan yang termansyur, dan
yang menyataan kemerdekaan para arsitek modern untuk mencitrakan suatu aspek
keyakinan ke dalam arsitektur yang ekspresif ialah gereja Ziarah Ronchamps
Francis Timur. Didalam arsitektur ini vertikalisme ditinggalkan. Yang terungkap
ialah garis-garis serta bidang-bidang lengkung yang feminine dari kewanitaan
desa yang kuat teguh, pekerja ulung, dan pengemban derita yang tangguh, bukan
kewanitaan kota kerempeng
Baik dalam dunia islam maupun Kristen pada hakikatnya seluruh alam raya dan tempat manapun di bumi adalah tempat yang sah dan suci untuk beribadat, karena tiada tempat satupun di luar jngkauan rahmat dan berkat tuhan.
Baik dalam dunia islam maupun Kristen pada hakikatnya seluruh alam raya dan tempat manapun di bumi adalah tempat yang sah dan suci untuk beribadat, karena tiada tempat satupun di luar jngkauan rahmat dan berkat tuhan.
Maka gedung-gedung gereja maupun masjid sebenarnya lebih berfungsi sebagai lambing pemersatu umat beriman.
Pelambangan
dan ekspresi arsitekturalnya dapat bermacam-macam wujudnya, tergantung aspek
apa yang ingin di ekspresikan.